for further information

Friday, March 11, 2011

Warga Ternate Panik Mengungsi

TEMPO Interaktif, Ternate -  Peringatan tsunami dampak gempa 8,9 Richter di Jepang oleh Badan Meteologi, klimonologi dan giofisika membuat panik ribuan masyarakat Kota Ternate Maluku Utara. Mereka langsung mengungsi ke tempat lebih tinggi.
Dari pantauan Tempo, kepanikan masyarakat di semua kecamatan Ternate terjadi sejak pukul 20.20 WIT. Masyarakat kian panik kala mobil informasi milik pemerintah Kota kembali meminta masyarakat Kota Ternate waspada dan segera menyelamatkan diri ke tempat ketinggian. Lokasi yang dituju adalah Tanah Tinggi, Maliaro, Marikrubu dan Moya. 
Keempat daerah tadi tampak ribuan warga berjubel. Warga berbondong-bondong memenuhi jalan di sekitar pertokohan pusat Kota Ternate. Hampir semua toko dan mall langsung tutup dan para karyawannya berlarian menyelamatkan diri. Kemacetan di sejumlah jalan utama terjadi. Mobil, motor dan warga bergerak tumpah ruah ke jalanan.
Sudirman, (45 tahun), warga kelurahan Toboko Kecamatan Ternate Selatan mengatakan, keputusan mengungsi dikarenakan melihat banyak warga Kota Ternate berlarian panik, karena informasi tsunami. Oleh sebab itu, ia pun langsung menyuruh keluarga segera mengungsi. "Awalnya kami belum panik, hanya saja ketika ada pengumuman kembali melalui mobil informasi keliling, kami sekeluarga jadi panik. Makanya kami memilih mengusi ke tanah tinggi," kata Sudirman.
Halima (57), warga kelurahan Bastiong mengisahkan, setelah mendengar pengumuman waspada tsunami melalui mobil informasi serta televisi, warga Kota Ternate langsung menyelamatkan diri ke tempat ketinggian. “Saya hanya bawa empat anak saya, sedangkan pakaian hanya di badan,” kata Halima.
Halima dan keluarganya akan memilih menginap di tanah tinggi hingga peringatan tsunami BMKG dicabut. Sebelum ada informasi pecabutan peringatan Tsunami warga belum berani kembali ke rumah. “Kami belum berani pulang, jadi saya sekeluarga akan pilih tidur di sini sampai besok pagi," kata dia. 

Sirine Meraung, Warga Kota Jayapura Panik

TEMPO Interaktif, Jayapura - Raungan sirine peringatan dini milik Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Papua mengagetkan warga Papua. Gara-gara raungan sirine itu,

warga yang berada di sepanjang Jalan Sam Ratulangi, Jalan Irian, Jalan Soa Siu, Jalan Percetakan, Jalan Koti, dan Jalan Ahmad Yani yang berada wilayah Kota Jayapura berlarian panik.


Warga yang sedang membawa kendaraan, baik roda dua dan empat, yang kebetulan melintas di beberapa ruas jalan di Kota Jayapura ini, terlihat meningkatkan kecepatannya mencari daerah tinggi untuk berlindung.

Bahkan warga yang rumahnya berada dekat pantai sudah berlarian keluar sambil membawa barang-barang yang dianggap penting.

Sirine peringatan dini ini berbunyi sekitar pukul 21.15 WIT, Jumat (11/3) malam, akibat air laut di pesisir pantai yang berada di Kota Jayapura naik setinggi satu meter. Sirine peringatan tanda-tanda akan ada tsunami ini berbunyi meleset dari prediksi yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimotologi dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah V Jayapura, yakni pada pukul 20.35 WIT.

Dari hasil pantauan di pantai di sekitar Kota Jayapura, terlihat ribuan warga, khususnya yang bermukim di sepanjang pesisir pantai, bergegas lari menyelamatkan diri ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Sedangkan air laut di pantai yang ada di depan Kantor Gubernur Papua yang terletak di Jalan Soa Siu, naik sekitar satu meter dan langsung surut hingga puluhan meter dari mulut pantai tiga menit kemudian.

Suasana panik para warga Kota Jayapura ini berlangsung kurang lebih satu jam lamanya. Tapi setelah sirene peringatan tak berbunyi lagi tak ada lagi kepanikan.

"Kami sempat lari ke luar rumah dengan rasa khawatir," kata Jefri, 38 tahun, warga Kota Jayapura yang mengaku tinggal di Jalan Ahmad Yani, Kota Jayapura, Jumat (11/3) malam.

Puluhan warga mulai terlihat turun ke wilayah-wilayah pesisir pantai setelah sirine tak berbunyi.

Aksi warga itu sempat diperingatkan aparay keamanan. "Bagi yang tak berkepentingan, silakan balik ke rumah masing-masing," teriak salah satu polisi dari salah satu mobil patroli kepolisian yang melintas di Jalan Soa Siu, dekat Pantai Dok 2 di Kota Jayapura, tepatnya di depan Kantor Gubernur Papua.

Kepala Basarnas Jayapura, Suyatno yang dihubungi wartawan mengatakan, guna mengantisipasi terjadinya dampak tsunami dari gempa di Jepang, pihaknya telah menempatkan tiga tim SAR di tiga lokasi berbeda di sekitar Kota Jayapura.

Menurut Suyatno, saat ini peringatan dini tsunami di sekitar Jayapura telah ditarik BMKG Balai Besar Wilayah V Jayapura.

Jusuf Kalla Kena Gempa di Tokyo

TEMPO Interaktif, Jakarta - "Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla mengalami gempa berkekuatan 8,8 skala Richter di kawasan Ropponggi, Tokyo, Jepang, sekitar pukul 15.00 waktu setempat kemarin".

Pesan pendek itu disampaikan Yadi Jentak, anggota staf mantan wakil presiden Jusuf Kalla, kepada pers di Jakarta kemarin. Ia mengisahkan, mereka merasakan guncangan yang cukup dahsyat. "Saat itu kami baru saja santap siang."


Ia menjelaskan, Kalla bersama rombongan lantas diungsikan ke sebuah tempat yang aman oleh pengelola hotel tempat mereka menginap. Dalam rombongan terdapat Duta Besar RI untuk Jepang, M. Lutfi. "Alhamdulillah, saya dan rombongan saat ini dalam kondisi selamat," tulis Yadi lagi.

Kalla beserta rombongan akhirnya berlindung di kantor Kedutaan Besar RI di Tokyo. Mereka sampai pada pukul 16.56 waktu setempat. Kalla bersama istri dan stafnya bertolak ke Jepang pada 6 Maret lalu. Ia mengikuti acara HIPEC II Peace Process Exchange Workshop di Hiroshima, yang diikuti oleh para juru runding dunia.

Tadi malam, sekitar pukul 20.00 WIB, Kalla mendadak menelepon Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Wahyu Muryadi. Namun ia sama sekali tak bicara mengenai gempa hebat di Tokyo yang dialaminya. Kalla justru menyampaikan pendapatnya mengenai berita pemilihan Ketua Umum Partai Golkar pada 2004 di harian The Age, Australia.

Duta Besar Lutfi mengirim pernyataan resmi dan keprihatinan atas bencana alam yang baru saja terjadi sekitar 2,5 jam setelah mengalami gempa pertama bersama Kalla. Lutfi berpendapat bahwa pemerintah dan masyarakat Jepang terlihat sangat sigap dalam menanggapi bencana ini. "Kami berharap seluruh WNI dalam keadaan sehat dan selamat," ucapnya.

Jepang, sebagai negara rawan gempa, telah melakukan pencegahan sejak puluhan tahun yang lalu, tepatnya setelah gempa tsunami Showa-Sanriku pada 1933. Kala itu pemerintah Jepang mengeluarkan Petunjuk Pencegahan Bencana Tsunami, membangun konstruksi dinding laut di Taro dan Yoshihama, melakukan pengendalian hutan, serta menetapkan wilayah pencegahan tsunami dan jalan evakuasi. Pemindahan para korban ke lokasi buatan yang lebih tinggi terbilang sukses.

Pada 1952, setelah tsunami di Tokachioki, Badan Meteorologi Jepang memulai Sistem Peramalan Tsunami. Bahkan, pada 1960, dibangun Sistem Peringatan Dini di Hawaii. Berdasarkan situs Universitas Tohoku, gempa tsunami kembali terjadi di Jepang, tepatnya di Hokkaido-Nanseioki, pada 1993. Sebanyak 202 orang menjadi korban. Sedangkan pada 1999, Badan Meteorologi Jepang memulai sistem peramalan kuantitatif tsunami.

Warga Gorontalo Dihimbau Tidak Panik

foto 
Mobil dan puing-puing hanyut akibat gelombang pasang tsunami di Kesennuma, Prefektur Miyagi, Jepang utara, setelah gempa bumi kuat menghantam wilayah tersebut, Jumat (11/3). AP/ Nakane Keichi, The Yomiuri Shimbun
TEMPO Interaktif, Gorontalo - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Gorontalo, menghimbau agar warga di wilayah pesisir utara Gorontalo tetap tenang dan tidak panik dengan tsunami yang melanda daerah itu.

Hasan Arif, pengamat meteorologi dan geofisika dari BMKG Gorontalo mengungkapkan tsunami di wilayah Gorontalo Utara memang akan terjadi pada pukul 19.35 Wita. Namun kekuatannya tidak separah yang ada di Jepang. “Di Gorontalo ketinggian maksimalnya hanya satu meter dan jaraknya kurang dari satu kilometer,” ungkap Hasan kepada Tempo.


Menurutnya, tsunami di Gorontalo terhalang oleh wilayah Filipina. Begitu pula dengan wilayah lainnya di Minahasa, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua. Sehingga di Gorontalo, kata dia, tsunami tidak terlalu membahayakan dan warga diminta tetap tenang dan tidak panik dengan adanya tsunami tersebut. “Memang akan ada tsunami tapi sebaiknya jangan panik,” ujarnya.

Menurut Hasan, warga yang berada dibibir pantai sebaiknya tetap waspada dan berjaga diri. Dan untuk mencegah sebaiknya tetap mengungsi. ”Tapi sekali lagi jangan panik. Tetap tenang,” tandas Hasan.

Ribuan warga di Kabupaten Gorontalo Utara, mengungsi ke daerah perbukitan, Jumat (11/3) malam ini. Warga panik dan ketakutan karena mendengar adanya tsunami yang akan melanda seluruh pesisir wilayah Kabupaten Gorontalo Utara. Bahkan jalan utama di kabupaten termuda di Gorontalo itu penuh sesak oleh kendaraan dan warga yang ingin 

Ribuan Warga Manado Lari ke Pegunungan

foto 
Lokasi gempa Jepang (11/3/2011) berkekuatan 8,9 sr.
TEMPO Interaktif, Manado - Ribuan warga Kota Manado terutama yang berada di wilayah pesisir pantai Kota Manado lari ke pegunungan untuk menyelamatkan diri. Pasalnya sekira pukul 17.00 Wita, sempat ada peringatan yang dilakukan terkait akan adanya gelombang tsunami yang akan menghantam wilayah Kota Manado.

Daerah-daerah yang menjadi tujuan pelarian masyarakat ini adalah Kelurahan Winangun, Kelurahan Teling dan sebagian wilayah Tikala yang dianggap paling aman dari terjangan tsunami yang merupakan dampak dari kejadian Gempa 8,8 skala richter di Jepang.


Lokasi-lokasi ini dipilih karena berada di daerah ketinggian dan juga mempunyai radius jarak yang sangat jauh dengan daerah pesisir pantai.
Sejak pukul 17.00 Wita, masyarakat terlihat mulai mengungsi. Para ‘pengungsi’ ini mengaku jika mereka takut dengan ancaman tsunami karena seperti yang selalu diberitakan, korban tsunami yang menghantam daerah-daerah seperti Aceh dan Mentawai semuanya memakan korban jiwa yang sangat banyak.

Akibatnya jalanan di kota Manado yang menuju ke arah pegunungan menjadi macet total. Pasalnya akibat masyarakat terutama yang menggunakan kendaraan roda empat berebutan untuk mencapai daerah ketinggian yang dianggap sudah aman dari terjangan gelombang tsunami tersebut.

“Daripada kami kehilangan nyawa, lebih baik kami mencari tempat aman. Lebih cepat sampai di daerah pegunungan agar tidak terkena Tsunami,” ungkap Sonny Gerrard yang memboyong seluruh anggota keluarganya.

Pihak kepolisian dibantu tentara terlihat sibuk melakukan pengaturan arus lalu lintas yang memang macet total hingga sekitar 10 kilometer panjangnya.

Jepang Umumkan Darurat Nuklir

Depot gas alam terbakar setelah terjadinya gempa dan tsunami di Ichihara, Chiba, Jepang. AP/Kyodo News
TEMPO Interaktif, Tokyo - Pemerintah Jepang mengumumkan keadaan darurat nuklir setelah pembakit nuklirnya terbakar. Pembangkit tersebut terbakar akibat gempa berkekuatan 8,9 skala Richter yang mengguncang Jepang, Jumat (11/3) siang. 

Meski terbakar, pemerintah memastikan tidak ada kebocoran atau bahaya radiasi. "Tidak ada kebocoran hingga saat ini, dan tidak ada tanda-tanda kebocoran," kata Sekretaris Kabinet Jepang Yukio Edano hari ini, Jumat (11/3). Pemerintah hanya mengumumkan kondisi darurat dan membentuk tim darurat untuk mengatasinya. 


Ketika gempa terjadi pemerintah Jepang langsung mematikan reaktor nuklirnya tetapi kemudian menimbulkan masalah pada sistem pendinginannya meski tidak ada kebocoran. 

Tiga reaktor di pembangkit listrik nuklir Fukushima Daiichi, dirancang otomatis padam saat terjadi gempa. Gempa itu juga mengakibatkan generator diesel yang digunakan untuk mendinginkan reaktor ikut padam. 

Tiga reaktor Fukushima Daiichi penghasil 2,03 juta kilowatt berlokasi di lautan Pasifik di wilayah Fukushima, sebelah utara Tokyo. Sementara tiga rekator lainnya sedang tidak beroperasi karena sedang perawatan rutin. 

Sementara itu tiga reaktor nuklir di perusahaan Tohoku Electric Power di Onagawa, Miyagi dekat pusat gempa juga otomatis padam. Beberapa jam kemudian, perusahaan itu menyatakan terdapat asap dari gedung reaktor 1. Masih diteliti keamanan reaktor, namun sejauh ini belum ada laporan kebocoran bahan radioaktif.

Semua perusahaan energi yang mengoperasikan pembangkit nuklir di Jepang menyatakan fasilitas mereka beroperasi normal. 

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan empat pembangkit listrik nuklir dekat pusat gempa telah otomatis dipadamkan semua. IAEA masih mencari informasi tambahan mengenai kondisi terkini. "Ancaman bahaya belum berakhir," kata salah seorang pejabatnya.

,4 Juta Rumah di Jepang Terancam Gelap Gulita

Pesawat ringan dan kendaraan di antara puing-puing usai disapu tsunami yang melanda bandara Sendai, Jepang utara, Jumat (11/3). Sebuah gempa berkekuatan 8,9 menghantam pantai timur Jepang Jumat, menyebabkan tsunami setinggi 4 meter yang menyapu kapal, mobil, bangunan dan berton-ton puing ke daratan. AP/ Kyodo News
TEMPO Interaktif, Tokyo - Jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 8,9 skala richter yang disusul tsunami di kawasan pantai timur laut Miyagi, Jepang siang tadi terus bertambah. Berdasarkan data yang dirilis Kantor berita Reuters, jumlah korban hingga saat ini tercatat 44 orang. 

Gelombang tsunami setinggi 10 meter menyapu daratan, merusak bangunan, kendaraan di darat maupun laut. Akibat gempa yang disusul tsunami ini fasilitas publik juga lumpuh. Diperkirakan 4,4 juta rumah di bagian utara Jepang tidak tidak bisa mendapatkan listrik. Termasuk di antaranya perusahaan raksasa Sony, yang kemudian menutup enam pabriknya. 


Banyak yang hilang, setidaknya delapan orang dinyatakan hilang di kawasan Fukushima. Korban hilang itu termasuk anak-anak, mereka tersapu gelombang yang meluap ke daratan. 

Kantor berita Kyodo melaporkan, jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah dengan melihat besarnya kerusakan. Banyak bangunan yang roboh, menyebabkan banyak yang terluka, serta mengakibatkan kebakaran. "Saya sangat ketakutan sampai sekarang, belum pernah mengalami gempa sebesar ini," kata Hidekatsu Hata, seorang manajer restoran. 

Tsunami Melanda, Garuda Tetap Terbang ke Tokyo

Pesawat Garuda Indonesia tinggal landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, (11/2). ANTARA/Ismar Patrizki
TEMPO Interaktif, Jakarta - Maskapai penerbangan, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menyatakan tetap terbang ke Tokyo, Osaka, dan Nagoya, meski gempa bumi serta tsunami melanda Jepang Jumat (11/3) ini.

Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto, mengatakan perusahaan akan melayani penerbangan ke Jepang. Masing-masing ke Tokyo setiap hari dari Jakarta dan Denpasar, Osaka setiap hari dari Denpasar, dan Nagoya tiga kali seminggu dari Denpasar pada Senin, Kamis, dan Sabtu.


Berkaitan dengan gempa yang terjadi di Jepang, ujar Pujobroto, Bandar Udara Narita Tokyo pun dinyatakan ditutup. "Namun saat ini bandara tersebut telah dinyatakan dibuka kembali pada pukul 19.00 waktu setempat," ujarnya melalui rilisnya.

Karena Bandara Narita telah dibuka kembali, jelas dia, penerbangan Garuda dari Jakarta menuju Tokyo dengan nomor terbang GA-884 bakal berangkat pada pukul 23.50. "Sedangkan penerbangan dari Denpasar ke Tokyo, berangkat pukul 23.50 WIB berjalan normal," kata Pujobroto.

Selain Tokyo, kata dia, penerbangan ke kota Jepang lainnya seperti Osaka dan Nagoya tetap berjalan normal. Penerbangan Garuda dari Jakarta ke Tokyo, Osaka, dan Nagoya berangkat dari Jakarta dan Denpasar pada pukul 23.55. "Kemungkinan akan tiba di Jepang sekitar pukul 09.00 waktu setempat," jelasnya.

Sementara itu, penerbangan Garuda hari ini dari Tokyo ke Jakarta berangkat pukul 12.00 dari Tokyo, dan tiba di Jakarta pukul 17.50 WIB. "Sedangkan penerbangan dari Tokyo ke Denpasar berangkat dari Tokyo pukul 11.00 waktu setempat, telah tiba di Denpasar pukul 17.50 WIB," jelasnya. 

1.214 WNI di Osaka Selamat dari Tsunami

Gelombang tsunami menghantam pemukiman usai gempa kuat di Natori, Miyagi Prefektur, Jepang, Jum'at (11/3). Gempa bumi terbesar dalam sejarah Jepang menghantam pantai timur Jumat. AP/ Kyodo News
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejumlah 1.214 orang warga Negara Indonesia yang bermukim di Osaka, Jepang, dilaporkan selamat dari bencana gelombang tsunami yang menerjang Jumat sore, 11 Maret 2011 waktu setempat. "Laporan Perhimpunan Pelajar Indonesia yang berada di wilayah kerja Konsulat Jenderal RI Osaka, hingga saat ini masyarakat Indonesia dalam keadaan aman," ujar Rina Rahmawati, mahasiswa Indonesia yang sedang bersekolah di Jepang melalui surat elektronik malam ini.

Rina mengungkapkan, gempa besar terjadi di Prefektur Miyagi, sebelah utara Jepang, dengan kekuatan sebesar 8,8 Skala Richter, pada pukul 14.46 waktu setempat. Gempa tersebut diikuti tsunami yang mencapai ketinggian 10 meter di Prefektur Miyagi. Hingga pukul 18.40 waktu setempat, jumlah korban jiwa di wilayah Prefektur Miyagi, Iwate dan Fukushima mencapai 20 orang.


Gempa juga dialami di wilayah Osaka yang berjarak sekitar 800 km dari Prefektur Miyagi dengan kekuatan 3 Skala Richter. Hingga pukul 17.00, dilaporkan ketinggian air di Osaka mencapai 0,5 Meter.

Berdasarkan informasi dari berita televisi nasional Jepang, di beberapa wilayah sekitar pantai Prefektur Wakayama, sebelah selatan Prefektur Osaka, terdapat himbauan untuk mengungsi. Jalur kereta super cepat Shinkansen dari Osaka ke Shizuoka untuk sementara waktu juga diberhentikan karena putusnya aliran listrik di wilayah Tokyo-Shizuoka.

Wilayah Jepang Barat disebut-sebut cukup rawan karena menghadap laut Pasifik, yakni Prefektur Mie (ada 775 orang WNI), Prefektur Wakayama (122 WNI), Prefektur Osaka (1.214 WNI), Prefektur Hyogo (728 WNI), Prefektur Okayama (491 WNI), Prefektur Hiroshima (842 WNI), dan Yamaguchi (168 WNI).

KJRI Osaka pun terus melakukan pemantauan dan menghimbau masyarakat Indonesia agar tetap tenang dan segera melapor ke KJRI Osaka apabila membutuhkan pertolongan. KJRI Osaka membuka hotline khusus untuk masalah gempa ini dengan nomor sbb: +81-6-6252-9827.

Tsunami Jepang Dikhawatirkan Ganggu Investasi di Indonesia

Gelombang pasang Tsunami yang dipicu Gempa menyapu sepanjang pantai Iwanuma, Jepang utara, Jumat (11/3). Besarnya gempa 8,9 menghantam pantai timur Jepang Jumat, menyebabkan tsunami setinggi 4 meter, menyapu kapal, mobil, bangunan dan puing-puing ke daratan. AP/Kyodo News
TEMPO Interaktif, Jakarta - Bencana tsunami yang terjadi di Jepang bisa mengganggu rencana investasi yang akan berlangsung di Indonesia. "Proyek investasi yang menggunakan mesin dari Jepang, merek-merek kendaraan dan elektronika bisa terganggu," kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno pada pesan pendek, Jum'at (11/3).

Terutama, investasi yang didukung dari pabrik-pabrik yang belokasi di sekitar Tokyo atau Yokohama.

Pernyataan Benny berdasarkan analisa jumlah impor barang-barang dari Jepang. Menurut catatan staf khusus Menteri Perindustian itu, impor Indonesia dari Jepang paling besar adalah mesin. Selain itu, Indonesia juga banyak mengimpor kendaraan dan bagiannya, peralatan listrik, barang karet dan barang dari plastik.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Budi Darmadi mengatakan, saat ini sedang mengecek kepada pemegang merk kendaraan asal Jepang terkait dampak tsunami. "Kami sedang mengecek jaringan pasokan dan menanyakan keberadaan stok barang," kata dia.

Sejauh ini, kata Budi, kondisinya masih aman. Sebab, industri kendaraan di Indonesia banyak menggunakan konten lokal. Diantaranya untuk sepeda motor sudah menggunakan konten lokal sebanyak 95 persen.

Sementara sebagian komponen lain juga diimpor dari Thailand dan beberapa negara lainnya.

Budi memperkirakan gangguan impor Jepang tidak akan terlalu banyak mengganggu industri di Indonesia. "Sebab, tsunami terjadi di pantai timur, sedangkan industri banyak di pantai barat," ujarnya.

"Jadi, masih aman, tapi, kami akan lihat lagi perkembangannya," kata Budi.

Dalam Sejarah, Gempa Jepang Ini Terbesar ke-7

Gelombang tsunami menyeret bangunan di kawasan Sendai, Jepang, Jumat (11/3). Gempa bumi sebesar 8,9 skala Ritcher menghantam kawasan pantai timur laut mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 4 meter. REUTERS/NHK via Reuters TV
TEMPO Interaktif, Bandung - Gempa dahsyat di Jepang dipastikan akan membawa gelombang tsunami ke Indonesia. Namun ketinggian dan energinya bakal mengecil. "Tsunami itu sampai sekitar 6 jam setelah gempa," kata peneliti gempa Institut Teknologi Bandung Irwan Meilano, Jumat (11/3). 

Dari informasi koleganya di Jepang, gempa besar yang berkembang dari 7,9 skala richter lalu mencapai 8,9 skala richter tersebut tak pernah diduga sebelumnya oleh para peneliti gempa di Jepang. Sepanjang sejarah, catatan besaran gempa di Jepang ini masuk urutan ke-7 terbesar di dunia. "Justru yang dikaji di bagian selatan Jepang yang pernah dilanda gempa 8,4 skala richter," ujarnya.


Menurut Irwan, gelombang tsunami dari Jepang yang bakal terjadi di Indonesia tidak signifikan tingginya. Tsunami itu diperkirakan bakal sampai di bagian utara Indonesia sekitar pukul 18.35 WIB atau 20.35 WIT. Misalnya di bagian utara Sulawesi, Sangihe, dan kepala burung Papua.

Gempa kali ini berpusat di zona subduksi pertemuan lempeng Pasifik dan American plate. Jaraknya sekitar 100 kilometer dari kota Sendai. Kemiringan bidang gempanya 17 derajat, panjang 400 kilometer dan lebarnya 200 kilometer. "Efek tsunaminya 6-10 meter," kata doktor lulusan Universitas Nagoya, Jepang itu. 

Apakah gempa Jepang akan merembet ke Indonesia, menurut Irwan, biasanya dampaknya hanya lokal di wilayah Jepang. Selanjutnya terjadi gempa-gempa susulan yang akan mengecil. 

Video Tsunami Japan


Gempa dahsyat di Jepang dipastikan akan membawa gelombang tsunami ke Indonesia. Namun ketinggian dan energinya bakal mengecil. "Tsunami itu sampai sekitar 6 jam setelah gempa," kata peneliti gempa Institut Teknologi Bandung Irwan Meilano, Jumat (11/3).

Besar Kecil Normal Bagikan 0 Jet Siluman Jepang Siap Unjuk Kekuatan di 2014

foto
Jet Stealth Jepang (AP)

TEMPO Interaktif, Tokyo - Jepang segera bergabung dengan Amerika Serikat, Cina dan Rusia dengan pesawat tempur silumannya. Pesawat itu siap untuk uji terbang dalam waktu tiga tahun.


"Prototipe pesawat itu kemungkinan akan dapat 
terbang pada tahun 2014," ujar Letnan Jenderal Hideyuki Yoshioka, direktur pengembangan sistem udara di Departemen Pertahanan Jepang, dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press.

Dia mengatakan Jepang telah menempatkan US$ 473 ribu ke dalam proyek itu sejak tahun 2009, setelah menjadi jelas bahwa Amerika Serikat tidak mungkin menjual jet tempur paling canggihnya, F-22 "Raptor", karena dilarang Kongres. "Kami telah dua tahun dalam proyek ini dan kami sesuai jadwal," kata Yoshioka Senin.

Yoshioka menekankan bahwa keberhasilan uji terbang prototipe yang dijuluki "Shinshin," atau "Spirit" itu tidak berarti Jepang akan segera mulai memproduksi pesawat siluman.

Prototipe ini dirancang untuk menguji teknologi terkini, dan jika berhasil, pemerintah akan memutuskan pada 2016 bagaimana melanjutkannya.

Jepang merasakan tekanan dari regional. "Jika negara-negara di sekitar Jepang memiliki kemampuan jet siluman, Jepang perlu untuk mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk memastikan pertahanan kami sendiri," kata Kolonel Yoshikazu Takizawa dari Departemen Pertahanan Teknis Penelitian dan Pengembangan Lembaga.

Jepang menggantungkan sebagian besar pertahanannya pada Amerika Serikat, yang memiliki sejumlah besar pesawat tempur dan pesawat lainnya, bersama 50 ribu tentara, yang ditempatkan di sekitar kepulauan Jepang.

Tapi aliansi itu, dan kemampuan dana Jepang, tidak cukup meyakinkan bagi Tokyo untuk mendapatkan F-22. Kongres berulang kali mengutarakan kekhawatiran bahwa F-22 mengandung terlalu banyak teknologi rahasia untuk dibagikan bahkan dengan sekutu terdekat Washington.

"Jepang menginginkan F-22, namun Kongres tidak setuju," kata Yoshioka. "Kami menyadari bahwa penting bagi kami untuk mengembangkan kemampuan dalam negeri kami."

Cina dan Rusia, sementara itu, telah membuat langkah besar menuju penyempurnaan siluman canggih yang bisa menyaingi F-22. Langkah itu telah meninggalkan Jepang dan jika digabungkan dengan kemajuan pesat lain yang saat ini sedang berjalan, terutama oleh angkatan laut China, menyinggung keseimbangan kekuatan regional.

Cina mengejutkan para ahli ketika ia meluncurkan jet stealth, Chengdu J-20, untuk uji terbang pada bulan Januari selama kunjungan Menteri Pertahanan AS Robert Gates ke Beijing.

Gempa 7,2 SR Guncang Jepang

TEMPO Interaktif, Tokyo - Gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter mengguncang Jepang, Rabu (9/3) pukul 11:45 waktu setempat. Pusat gempa terjadi 440 kilometer dari ibu kota Jepang, Tokyo dengan kedalaman 10 kilometer. Meski jauh, gempa terasa hingga Tokyo dan menggoyang sejumlah bagunan di Tokyo. 

Badan Meteorologi Jepang juga mengeluarkan bahaya tsunami. Para penduduk yang tinggal atau tengah berada di sekitar pantai diminta untuk menjauh. Gelombang tsunami setinggi 60 sentimeter menjangkau pantai di kota Ofunato. 

"Kami memastikan terjadi tsunami kecil, tapi sampai saat ini belum ada laporan kerusakan," kata Shinobu Nagano, petugas bencana dan tanggap darurat. "Kami masih memantau dampak dari gempa ini." 

Beberapa kereta api sempat terhenti tak lama setelah gempa terjadi. Namun saat ini perjalanan kereta telah normal kembali. Belum ada laporan kerusakan maupun korban dalam gempa ini.     

Tsunami Jepang Sampai di Indonesia Timur Malam Ini

AP Photo/NHK TV

TEMPO Interaktif, Makassar: Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Makassar, Sujarwo mengatakan, gempa 8,9 skala richter yang terjadi di Jepang subuh tadi akan berimbas ke Indonesia bagian

Timur. Menurut Sujarwo, daerah Indonesia bagian Timur yang mesti waspada adalah Sulawesi Utara, Maluku dan Papua. “Diperkirakan tsunami akan menerjang wilayah ini sekitar jam 8 malam waktu setempat,” kata Sujarwo. Untuk itu, masyarakat di daerah ini dihimbau untuk waspada.

Ketinggian tsunami yang akan melanda wilayah ini, kata Sujarwo, belum bisa diperkirakan. Dia mengatakan, pemerintah sudah memberi peringatan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir laut agar segera mengungsi secepatnya, sebab tsunami kirimanan Jepang ini akan melanda tanpa peringatan gempa terlebih dahulu.. “Warga yang tinggal di daerah pesisir sudah dihimbau untuk waspada dan segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi,” kata dia.

Imbas gempa Jepang yang sampai ke Indonesia, menurut Sujarwo disebabkan oleh besarnya kekuatan gempa. Apalagi, laut Indonesia bersambung dengan laut Jepang. “Sama halnya ketika terjadi gempa di Aceh, imbasnya juga sampai ke India, karena laut Indonesia dan laut India bersambung,” ujar dia.

Sujarwo mengatakan, daerah lainnya di Indonesia, selain Sulawesi Utara, Maluku dan Papua tidak perlu merasa khawatir. Kekuatan tsunami Jepang tidak akan sampai menjangkau daerah lainnya di Indonesia, apalagi Sulawesi Selatan. Menurutnya, Sulawesi Selatan, khususnya Makassar terlalu jauh untuk mampu dijangkau oleh gelombang tsunami yang akan terjadi nanti malam.

Tsunami dan Pray for Japan Jadi Trending Topic Twitter

TEMPO Interaktif, Jakarta - Gempa berkekuatan 8,8 skala Richter yang menggoyang Jepang hari ini memicu tsunami di beberapa kota di Jepang. Topik tsunami tersebut menjadi trending topic di Twitter.

Watching CNN, Tokyo Disneyland, dan Sendai Airport menjadi terhangat di situs microblogging Twitter. Semua topik tersebut terkait dengan gempa dan tsunami di Jepang.

Jepang dilanda gempa bumi berkekuatan 8,8 SR di lepas pantai timur laut Jumat, yang memicu tsunami setinggi 4 meter. Gelombang tsunami itu menghanyutkan mobil dan merobek bangunan di sepanjang pantai di dekat pusat gempa.

Gempa yang melanda pukul 02:46 itu diikuti oleh serangkaian gempa susulan, termasuk satu gempa 7.4 SR sekitar 30 menit kemudian. US Geological Survey memperbarui kekuatan gempa pertama yang berkekuatan 8,8 SR.

Akibat gempa tersebut, peringatan tsunami juga sampai di Indonesia. Menurut situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, tsunami diperkirakan sampai di Papua, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara pada pukul 18.00 WIB.

27 Tsunami Dahsyat yang Pernah Mengguncang Dunia

Gelombang pasang Tsunami yang dipicu Gempa menyapu sepanjang pantai Iwanuma, Jepang utara, Jumat (11/3). Besarnya gempa 8,9 menghantam pantai timur Jepang Jumat, menyebabkan tsunami setinggi 4 meter, menyapu kapal, mobil, bangunan dan puing-puing ke daratan. AP/Kyodo News
TEMPO Interaktif, - Tsunami, yang bermakna "gelombang pelabuhan" dalam bahasa Jepang, terjadi akibat deformasi dasar laut yang melahirkan gelombang tinggi. Biasanya setinggi 15-30 meter, seperti pada tsunami Aceh, tapi pernah mencapai 520 meter di Alaska pada 1958. Jepang adalah tanah tsunami.

1. 426 SM: Teluk Maliakos, Yunani Timur

Inilah pertama kalinya orang menghubungkan tsunami dengan gempa yang terjadi sebelumnya.



2. 21 Juli 365: Alexandria, Mediterania Timur

Tsunami setinggi lebih dari 30 meter. Membunuh ribuan orang, kapal terhembalang ke daratan sejauh 3,2 kilometer.



3. 684: Hakuho, Jepang

Tsunami pertama yang tercatat di Jepang, setelah gempa 8,4 pada skala Richter.



4. 887: Ninna Nankai, Jepang

Tsunami melantakkan Kyoto. Pantai dan teluk Osaka rusak berat.



5. 1361: Shuhei Nankai, Jepang

Gempa 8,4 SR dan tsunami Nankaido menewaskan 660 orang, menghancurkan 1.700 rumah.



6. 1541: Nueva Cadiz, Venezuela

Kota Nueva Cádiz, yang berpenghuni 1.500 orang, disapu gempa dan tsunami.



7. 1605: Keich? Nankaido, Jepang

Gempa 8,1 SR dan tsunami 30 meter menenggelamkan 5.000 orang.



8. 1700: Pulau Vancouver, Kanada

Gempa Cascadia, yang berkekuatan 9 MW, menyebabkan tsunami besar yang merambat ke Pasifik Barat Laut hingga ke Jepang.



9. 1707: H?ei, Jepang

Gempa 8,4 SR memicu tsunami 25,7 meter yang menghantam Kochi Prefecture, menghancurkan 29 ribu rumah dan menewaskan lebih dari 50 ribu orang.



10. 1755: Lisabon, Portugal

Tsunami setinggi 15 meter menewaskan ratusan ribu orang. Dalam empat jam, gelombang tsunami sampai ke Cornwall, Inggris, sejauh 1.600 kilometer.



11. 1771: Kepulauan Yaeyama, Okinawa, Jepang

Tsunami setinggi 85 meter menenggelamkan belasan ribu orang.



12. 1792: Gunung Unzen, Kyushu, Jepang

Letusan gunung api menyebabkan tanah longsor, yang menimbulkan tsunami setinggi 100 meter (megatsunami kecil).



13. 1833: Sumatera, Indonesia

Gempa berkekuatan 8,8-9,2 SR mengakibatkan tsunami besar yang menyapu pesisir barat Sumatera.



14. 1854: Nankai, Tokai, dan Kyushu, Jepang

Gempa Ansei terdiri atas dua gempa 8,4 SR dan satu gempa 7,4 SR dalam tiga hari, yang menghasilkan gelombang setinggi 28 meter dan menewaskan 100 ribu orang.



15. 1868: Kepulauan Hawaii

Gempa 7,5 SR memicu longsor Gunung Mauna Loa, yang memicu tsunami setinggi 18 meter. Tsunami menyapu semua rumah dan manusia di pulau itu.



16. 1868: Arica, Cile

Gempa 8,5 SR di palung laut Peru-Cile melahirkan tsunami yang menerjang pelabuhan Arica dan Peru, menewaskan 70 ribu orang.



17. 1883: Krakatau, Selat Sunda, Indonesia

Muntahan magma Krakatau menyebabkan dasar laut runtuh dan menimbulkan tsunami hingga 40 meter di atas permukaan laut. Tsunami menerjang Samudra Hindia dan Pasifik hingga ke pantai barat Amerika dan Amerika Selatan.



18. 1896: Meiji Sanriku, Jepang

Tsunami mencapai 30 meter dan menewaskan 27 ribu orang.



19. 1923: Kanto, Jepang

Gempa besar Kanto meratakan Tokyo, Yokohama, dan sekitarnya, diikuti tsunami 12 meter.



20. 1958: Teluk Lituya, Alaska, Amerika

Gempa menyebabkan megatsunami setinggi 520 meter.



21. 1960: Valdivia, Cile

Gempa terbesar, 9,5 SR di lepas pantai Cile memicu tsunami paling dahsyat pada abad ke-20. Gelombang setinggi 25 meter menyebar ke Samudra Pasifik hingga pantai Sanriku, Jepang, 22 jam kemudian. Lebih dari 6.000 orang di seluruh dunia tewas.



22. 1964: Alaska, Amerika

Gempa 9,2 SR mengguncang Alaska, British Columbia, California, dan kota pantai di barat laut Pasifik serta menimbulkan tsunami lebih dari 30 meter.



23. 2004: Pantai barat Aceh, Samudra Hindia

Pada 26 Desember, gempa 9,1 SR menimbulkan tsunami besar yang menewaskan 166 ribu di Aceh dan 320 ribu orang dari delapan negara yang dilewati gelombang itu hingga ke Thailand, pantai timur India, Sri Lanka, bahkan pantai timur Afrika di Somalia, Kenya, dan Tanzania.



24. 2005: Nias, Indonesia

Gempa 8,7 SR di lepas pantai Nias menewaskan 1.300 orang.



25. 2006: Pangandaran, Indonesia

Gempa 7,7 SR mengguncang dasar Samudra Hindia, 200 km selatan Pangandaran, memicu gelombang tinggi hingga 6 meter di Pantai Cimerak. Sekitar 800 orang dilaporkan hilang.



26. 2007: Kepulauan Solomon

Gempa 8,1 SR dekat Kepulauan Solomon menimbulkan tsunami setinggi 5 meter, yang menyebar hingga ke Jepang, Selandia Baru, dan Hawaii.



27. 2011: Sendai, Jepang

Gempa kekuatan 8,9 SR di pesisir timur Honshu, Jepang, memicu tsunami setinggi 10 meter dan menyebar ke Samudra Pasifik.

Tsunami dan Pray for Japan Jadi Trending Topic Twitter

Lokasi gempa Jepang (11/3/2011) berkekuatan 8,9 sr.

TEMPO Interaktif, Jakarta - Gempa berkekuatan 8,8 skala Richter yang menggoyang Jepang hari ini memicu tsunami di beberapa kota di Jepang. Topik tsunami tersebut menjadi trending topic di Twitter.

Watching CNN, Tokyo Disneyland, dan Sendai Airport menjadi terhangat di situs microblogging Twitter. Semua topik tersebut terkait dengan gempa dan tsunami di Jepang.

Jepang dilanda gempa bumi berkekuatan 8,8 SR di lepas pantai timur laut Jumat, yang memicu tsunami setinggi 4 meter. Gelombang tsunami itu menghanyutkan mobil dan merobek bangunan di sepanjang pantai di dekat pusat gempa.

Gempa yang melanda pukul 02:46 itu diikuti oleh serangkaian gempa susulan, termasuk satu gempa 7.4 SR sekitar 30 menit kemudian. US Geological Survey memperbarui kekuatan gempa pertama yang berkekuatan 8,8 SR.

Akibat gempa tersebut, peringatan tsunami juga sampai di Indonesia. Menurut situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, tsunami diperkirakan sampai di Papua, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara pada pukul 18.00 WIB.