Gelombang pasang Tsunami yang dipicu Gempa menyapu sepanjang pantai Iwanuma, Jepang utara, Jumat (11/3). Besarnya gempa 8,9 menghantam pantai timur Jepang Jumat, menyebabkan tsunami setinggi 4 meter, menyapu kapal, mobil, bangunan dan puing-puing ke daratan. AP/Kyodo News
TEMPO Interaktif, Jakarta - Bencana tsunami yang terjadi di Jepang bisa mengganggu rencana investasi yang akan berlangsung di Indonesia. "Proyek investasi yang menggunakan mesin dari Jepang, merek-merek kendaraan dan elektronika bisa terganggu," kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno pada pesan pendek, Jum'at (11/3).
Terutama, investasi yang didukung dari pabrik-pabrik yang belokasi di sekitar Tokyo atau Yokohama.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Budi Darmadi mengatakan, saat ini sedang mengecek kepada pemegang merk kendaraan asal Jepang terkait dampak tsunami. "Kami sedang mengecek jaringan pasokan dan menanyakan keberadaan stok barang," kata dia.
Sejauh ini, kata Budi, kondisinya masih aman. Sebab, industri kendaraan di Indonesia banyak menggunakan konten lokal. Diantaranya untuk sepeda motor sudah menggunakan konten lokal sebanyak 95 persen.
Sementara sebagian komponen lain juga diimpor dari Thailand dan beberapa negara lainnya.
Budi memperkirakan gangguan impor Jepang tidak akan terlalu banyak mengganggu industri di Indonesia. "Sebab, tsunami terjadi di pantai timur, sedangkan industri banyak di pantai barat," ujarnya.
"Jadi, masih aman, tapi, kami akan lihat lagi perkembangannya," kata Budi.
No comments:
Post a Comment